KATA PENGANTAR
Kami
panjatkan syukur atas anugrah Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih karunia-Nya yang
telah diberikan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang jauh dari kesempurnaan yang baik. Walaupun berbagai cara kami lakukan
terdapat kekurang lengkapan dalam membuat makalah ini.
Dalam
makalah ini, kami membahas tentang “PENDIDIKAN
ANAK BERWAWASAN INTEGRATIF DAN MEMBANGUN WATAK PERSATUAN”. Dalam
pembahasan ini banyak berbagai kesulitan-kesulitan yang kami hadapi, baik dari
segi materi maupun dari berbagai referensi dalam menyelesaikan topik ini. Akan
tetapi kesulitan tersebut tidak akan membuat kami menyerah, justru kami
berusaha terus untuk mencari solusi dalam menyelesaikan makalah ini. Walaupun
demikian, kami sangat mengharapkan kritik dan saran saudara-saudara untuk
refisi ulang makalah ini demi kemajuan bersama di masa yang akan datang.
Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs.Baziduhu Laia, M.Pd
dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Demikian
yang perlu kami sampaikan, kami ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
T.dalam, Mei 2015
Penulis
Yones Kristian Amazihono
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR
ISI....................................................................................................... ii
BAB
I: PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG............................................................................. 1
B.
TUJUAN................................................................................................... 1
C.
MANFAAT............................................................................................... 2
BAB II: PENDIDIKAN ANAK
BERWAWASAN INTEGRATIF
………...DAN MEMBANGUN WATAK PERSATUAN
A.
PENGERTIAN
PENDIDIKAN INTEGRATIF..................................... 3
B.
SISTEM
PENDIDIKAN INTEGRATIF/TERPADU............................. 3
C.
PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN INTEGRATIF/TEPADU....... 5
D.
CIRI-CIRI
PEMBELAJARAN INTEGRATIF/TERPADU.................. 7
E.
KELEBIHAN DAN
KELEMAHAN PEMBELAJARAN
NTEGRATIF/TERPADU........................................................................ 8
F.
PENTINGNYA PEMBELAJARAN
INTEGRATIF/TERPADU
DITERAPKAN
DI TINGKAT SEKOLAH DASAR DALAM
MEMBANGUN
WATAK PERSATUAN.............................................. 10
G.
HAMBATAN
PELAKSANAAN PENDIDIKAN INTEGRATIF........ 14
BAB III: PENUTUP
A.
KESIMPULAN........................................................................................ 16
B.
SARAN..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Wakil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan
bahwa Di SD, semua mata pelajaran dilaksanakan dengan tematik integratif
berdasarkan tema-tema yang sudah disusun. Indikator IPA dan IPS mulai muncul di
kelas IV hingga VI, tetapi pembelajarannya tetap tematik integratif (KOMPAS.com,
17 Janurai 2013). Lebih lanjut ditegaskan mata pelajaran IPA dan
IPS di SD tidak diajarkan secara terpisah, tetapi indikatornya dibuat muncul
atau diperjelas sejak kelas IV SD.Konsep pembelajaran integratif merupakan
konsep pembelajaran dengan memadukan materi pelajaran dengan kehidupan nyata
dan/atau ketrampilan tertentu. Beberapa konsep dikemukan oleh para ahli antara
lain Fogarty (1991), Drake & Burns (2004),
Menurut Atan
(2009) pembelajaran tematik integratif dapat diimplementasikan melalui: Integrasi keterampilan
dalam subjek, Integrasi keterampilan disejumlah mata
pelajaran; Asimilasiberbagai konten dalam mata pelajaran; Integrasi nilai
dalam mata pelajaran; Elemen diajarkan di kurikulum; Integrasi kurikulum dan
co-kurikuler; Integrasi pengetahuan dan praktik; Integrasi pengalaman
masa
lalu dan pengalaman baru yang diperoleh murid.
B. TUJUAN
- Mendeskripsikan pengertian pendidikan
integrative.
- Menjelaskan system pendidikan integrative
- Mengklasifikasikan prinsip-prinsip
pembelajaran integrative.
- Mengklasifikasikan cirri-ciri pembelajaran
integrative.
- Mengklasifikasikan kelebihan dan kelemahan pembelajaran
integrative.
- Menjelaskan pentingnya
pembelajaran integratif/terpadu diterapkan di tingkat sekolah dasar dalam
membangun watak persatuan.
- Menjelaskan
hambatan pelaksanaan pendidikan integratif.
C. MANFAAT
- Agar setiap para pembaca dapat mendeskripsikan
pengertian pendidikan integrative.
- Agar setiap para pembaca dapat menjelaskan
system pendidikan integrative.
- Agar setiap para pembaca dapat mengklasifikasikan
prinsip-prinsip pembelajaran integrative.
- Agar setiap para pembaca dapat mengklasifikasikan
cirri-ciri pembelajaran integrative.
- Agar setiap para pembaca dapat mengklasifikasikan
kelebihan dan kelemahan pembelajaran integrative.
- Agar setiap para pembaca dapat menjelaskan
pentingnya pembelajaran integratif/terpadu diterapkan di tingkat sekolah dasar
dalam membangun watak persatuan.
- Agar setiap para pembaca dapat menjelaskan hambatan
pelaksanaan pendidikan integratif.
BAB II
PENDIDIKAN ANAK BERWAWASAN INTEGRATIF DAN
MEMBANGUN WATAK PERSATUAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN INTEGRATIF
Pendidikan integratif
adalah merupakan pendidikan terpadu dimana sekolah yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan di sekolah
reguler tanpa adanya perlakuan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan individual
anak. Sekolah tetap menggunakan kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik
dan kependidikan, serta sistem pembelajaran reguler untuk semua peserta didik.
Jika ada
peserta didik tertentu mengalami kesulitan dalam mengikuti pendidikan, maka konsekuensinya
peserta didik itu sendiri yang harus menyesuaikan dengan sistem yang dituntut
di sekolah reguler. Dengan kata lain pendidikan terpadu menuntut anak yang
harus menyesuaikan dengan sistem yang dipersyaratkan sekolah reguler. Kelemahan
dari pendidikan melalui sekolah terpadu ini antara lain, anak berkebutuhan
khusus tidak mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan individual anak.
Sedangkan keuntungannya adalah anak berkebutuhan khusus dapat bergaul di
lingkungan sosial yang luas dan wajar.
B.
SISTEM PENDIDIKAN INTEGRATIF/TERPADU
Penyelenggaraan
program pendidikan terpadu bermula dengan keluarnya surat keputusan Mendikbud
No.002/U/1986 tanggal 4 Januari 1986 tentang program pendidikan terpadu bagi
anak cacat. Keputusan itu disusul dengan surat edaran Dirjen Dikdasmen
No.6718/C/I/89 tanggal 15 Juli 1989 tentang perluasan kesempatan belajar bagi
anak berkelainan di sekolah umum. Kemudian SK Mendikbud No.0491/U/1992
mempertegas tentang pendidikan bagi anak berkelainan yang diselenggarakan
bersama-sama dengan anak normal di jalur pendidikan sekolah.
Melalui program
pendidikan terpadu ini para peserta didik dimungkinkan untuk saling
menyesuaikan diri, saling belajar tentang sikap, perilaku dan ketrampilan,
saling berimitasi dan mengidentifikasi, menghilangkan sifat menyendiri,
menimbulkan sikap saling percaya, meningkatkan motivasi untuk belajar dan
meningkatkan harkat serta harga diri. Selain surat keputusan yang telah
diuraikan di atas, juga ada surat Direktur Pendidikan Dasar No.0267/C2/U/1994 tanggal
30 Maret 1994 tentang penyelenggaraan pendidikan terpadu yang diberlakukan bagi
beberapa jenis kecacatan akan tetapi memiliki kemampuan inteligensi normal atau
di atas rata-rata. Pelaksanaan pendidikan terpadu di Indonesia
terselenggara dengan sistem:
1)
Belajar di kelas biasa dengan guru
kelas.
Sekarang ini
banyak siswa tuna netra yang mendapatkan program pelayanan pendidikan terpadu
secara penuh, dimana siswa belajar di kelas biasa dan ditangani
sepenuhnya oleh guru kelas serta masing-masing guru bidang studi.
2)
Belajar di kelas biasa dengan guru
kelas dan seorang guru pembimbing khusus.
Siswa tuna netra belajar di kelas biasa dengan guru kelas yang didampingi oleh
guru pembimbing khusus. Guru pembimbing khusus dapat berasal dari kalangan guru
PLB tetapi dapat pula dari tenaga ahli di bidang ketunanetraan.
3)
Belajar di kelas biasa dengan guru
kunjung.
Guru kunjung
biasanya menangani siswa tuna netra yang belajar pada beberapa sekolah.
Fungsinya hanya memberikan saran-saran kepada guru kelas atau guru bidang
studi.
4)
Belajar di sekolah umum dengan kelas
khusus Siswa tuna netra belajar di sekolah umum tetapi belajar di kelas yang
khusus (terpisah dengan siswa normal lainnya).
5)
Belajar dalam satu lokasi sekolah
dengan berbagai macam ketunaan.
Siswa tuna netra bersama dengan siswa yang memiliki kebutuhan khusus lainnya
belajar dalam satu gedung sekolah yang sama.
C.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN INTEGRATIF/TERPADU
Berikut ini dikemukakan pula
prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi:
1.
Prinsip penggalian tema.
Prinsip penggalian tema antara lain,
yaitu:
a) Tema hendaknya tidak terlalu luas,
namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi,
b) Tema harus bermakna artinya bahwa
tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya
c) Tema harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan psikologis anak.
d) Tema yang dikembangkan harus mampu
mewadahi sebagian besar minat anak,
e) Tema yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu
belajar,
f) Tema yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat,
g) Tema yang dipilih hendaknya juga
mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip pelaksanaan terpadu
Prinsip pelaksanaan terpadu di
antaranya:
a) Guru hendaknya jangan menjadi
“single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar,
b) Pemberian tanggung jawab individu
dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya
kerjasarna kelompok,
c) Guru perlu akomodatif terhadap
ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan.
3. Prinsip evaluative
Prinsip evaluative yaitu:
a) Memberi kesempatan kepada siswa
untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya,
b) Guru perlu mengajak siswa untuk
mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria
keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak.
4. Prinsip reaksi
Prinsip reaksi merupakan dampak
pengiring (nuturan efek) yang penting bagi perilaku secara sadar belum
tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut
agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara
tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa
dalam semua “event “ yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu
kesatuan utuh dan bermakna. Waktu pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam
yaitu:
a) pembelajaran terpadu yang
dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu apabila materi yang dijalankan cocok
sekali diajarkan secara terpadu;
b) Pembelajaran terpadu bersifat
temporer, tanpa kepastian waktu dan bersifat situasional, dimana pelaksanaannya
tidak mengikuti jadwal yang teratur, pelaksanaan pembalajaran terpadu secara
spontan memiliki karakteristik dengan kegiatan belajar sesuai kurikulum yang
isinya masih terkotak-kotak berdasarkan mata pelajaran. Walaupun demikian guru
tetap harus merencanakan keterkaitan konseptual atau antar pelajaran, dan model
jaring laba-laba memungkinkan dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu secara
spontan (tim pengembang PGSD, 1996);
c) Ada pula yang melaksanakan
pembelajaran terpadu secara periodik, misalnya setiap akhir minggu, atau akhir
catur wulan. Waktu-waktunya telah dirancang secara pasti;
d) Ada pula yang melaksanakan
pembelajaran terpadu sehari penuh. Selama satu hari tidak ada pembelajaran yang
lain, yang ada siswa belajar dengan yang diinginkan. Siswa sibuk dengan
urusannya masing-masing.
Pembelajaran ini dikenal dengan
istilah “integrated day “ atau hari terpadu. Diawali dengan kegiatan
pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan belajar,
alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya
pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada
murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan
cara siswa memperoleh bantuan guru.
Implikasi dari pembelajaran terpadu,
bentuk hari terpadu, guru harus menentukan waktu maupun jumlah hari untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut dan dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran
terpadu model jaring laba-laba.
Implementasinya menuntut
dilakukannya pengorganisasian kegiatan yang telah terstruktur. Pengorganisasian
pada awal kegiatan mencakup penentuan tema dengan mempertimbangkan alat, bahan,
dan sumber yang tersedia, jenis kegiatan serta cara guru membantu siswa. Untuk
pelaksanaanya guru bekerjasama dengan guru kelas lainnya dalam merancang
kegiatan belajar mengajar dengan memilih tema sentral transportasi dalam
kehidupan.
D.
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN INTEGRATIF/TERPADU
Hilda Karli dan Margaretha (2002:15)
mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut:
1.
Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami
suatu fenomena dari segala sisi.
2.
Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan
menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan anak mampu
menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dalam
kehidupannya.
3.
Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan
diskoveri-inquiri. Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar.
Sejalan dengan itu, Tim Pengembang
PGSD (1977:7) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri
berikut ini.
1.
Berpusat pada anak
2.
Memberikan pengalaman langsung pada anak
3.
Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas
4.
Memyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu
proses pembelajaran.
5.
Bersikap luwes
6.
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.
E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN INTEGRATIF/TERPADU
Pembelajaran terpadu memiliki
kelebihan dibandingkan dengan pendekatan konvensional, yaitu sebagai berikut:
1.
Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu
relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2.
Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.
3.
Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik
sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4.
Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan
berpikir dan sosial peserta didik.
5.
Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat
pragmatis dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan
riil peserta didik.
6.
Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama, dapat
meningkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta
didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan nara
sumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan
dalam konteks yang lebih bermakna.
Di samping ada kelebihan di atas,
pembelajaran terpadu memiliki kelemahan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu
pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk
melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran
langsung. Hal ini dapat diidentifikasi beberapa kelemahan pembelajaran terpadu
antara lain dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1) Aspek Guru
Guru
harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis
yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak
membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian
tertentu saja.
2) Aspek Peserta Didik
Pembelajaran
terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan
bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang,
memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak
dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terlambat.
3) Aspek Kurikulum
Kurikulum
harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik
(bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan
dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta
didik.
4) Aspek Penilaian
Pembelajaran
terpadu memerlukan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu
menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian
terkait yang dipadukan.
5) Aspek Suasana Pembelajaran
Pembelajaran
terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan
‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengerjakan
sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi
gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang
pendidikan guru itu sendiri.
F.
PENTINGNYA PEMBELAJARAN INTEGRATIF/TERPADU DITERAPKAN DI
TINGKAT SEKOLAH DASAR DALAM MEMBANGUN WATAK PERSATUAN
Piaget mengemukakan bahwa
perkembangan intelektual anak meliputi tahapan:
1) sensori-motor,
2) pra operasional,
3) operasional konkrit, dan
4) operasional formal.
Anak-anak usia dini (2-8 th) berada pada tahapan pra
operasional dan operasional konkrit, sehingga kalau kita merujuk pada teori
ini, dalam praktik pembelajaran di kelas hendaknya guru memperhatikan ciri-ciri
perkembangan anak pada tahapan ini. Secara khusus pula para ahli psikologi
pendidikan anak mengemukakan bahwa perkembangan anak usia dini bersifat
holistik; perkembangan anak bersifat terpadu, di mana aspek perkembangan yang
satu terkait erat dan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Perkembangan
fisik tidak bisa dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, dan emosional
ataupun sebaliknya, dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman,
kehidupan, dan lingkungannya.
Merujuk pada teori-teori belajar, di antaranya teori Piaget,
maka dalam pembelajaran di jenjang SD kelas rendah hendaknya kita menggunakan
pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak (DAP atau Developmentally
Appropiate Practice). Penggunaan pendekatan DAP ini mengacu pada beberapa
asas yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu:
1.
asas kedekatan, pembelajaran dimulai dari yang dekat dan
dapat dijangkau oleh anak,
2.
asas faktual, pembelajaran hendaknya menapak pada hal-hal
yang faktual (konkrit) mengarah pada konseptual (abstrak),
3.
asas holistik dan integratif, pembelajaran hendaknya tidak
memilah-milah topik pelajaran, guru harus memikirkan segala sesuatu yang akan
dipelajari anak sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu,
4.
asas kebermaknaan, pembelajaran hendaknya penuh makna dengan
menciptakan banyak proses manipulatif sambil bermain.
Model pembelajaran terpadu tidak
hanya cocok untuk peserta didik usia dini, namun bisa juga digunakan untuk
peserta didik pada satuan pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA, karena pada hakikatnya
model pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan
otentik (Depdikbud: 1996:3).
Beberapa alasan pembelajaran terpadu cocok digunakan di
tingkat SD sebagai berikut.
1.
Pendidikan di SD harus memperhatikan perkembangan
intelektual anak. Sesuai dengan taraf perkembangannya, anak SD melihat dunia
sekitarnya secara menyeluruh, mereka belum dapat memisah-misahkan bahan kajian
yang satu dengan yang lain.
2.
Di samping memperhatikan perkembangan intelektual anak, guru
juga haru mengurangi dampak dari fenomena ini di antaranya anak tidak mampu
melihat dan memecahkan masalah dari berbagai sisi, karena ia terbiasa berfikir
secara fragmentasi, anak dikhawatirkan tidak memiliki cakrawala pandang yang
luas dan integratif. Cakrawala pandang yang luas diperlukan dalam memecahkan
permasalahan yang akan mereka hadapi nanti di masyarakat. Jadi merupakan bekal hidup
yang sehat dalam memandang manusia secara utuh.
Integrated atau terpadu bisa mengacu pada
integrated curricula (kurikulum terpadu) atau integrated approach (pendekatan
terpadu) atau integrated learning (pembelajaran). Pada pelaksanaannya
istilah kurikulum terpadu atau pembelajaran terpadu atau pendekatan terpadu
dapat dipertukarkan, seperti dikatakan oleh pakar pendidikan dan guru besar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS)
Solo Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd.(Pikiran Rakyat, 11 April 2003)
“kurikulum terpadu adalah suatu pendekatan untuk mengorganisasikan kurikulum
dengan cara menghapus garis batas mata pelajaran yang terpisah-pisah, sedangkan
pembelajaran terpadu merupakan metode pengorganisasian pembelajaran yang
menggunakan beberapa bidang mata pelajaran yang sesuai. Istilah kurikulum
terpadu dengan pembelajaran terpadu dalam penggunaannya dapat saling
dipertukarkan.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu
aplikasi salah satu startegi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum
terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran
secara relevan dan bermakna bagi anak (Atkinson, 1989:9 dalam Ahmad).
Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada
pendekatan inquiry, yaitu melibatkan siswa mulai dari merencanakan,
mengeksplorasi, dan brain storming dari siswa. Dengan pendekatan terpadu siswa
didorong untuk berani bekerja secara kelompok dan belajar dari hasil
pengalamannya sendiri. Collins dan Dixon (1991:6 dalam Ahmad) menyatakan
tentang pembelajaran terpadu sebagai berikut: integrated learning occurs
when an authentic event or exploration of a topic in the driving force in the
curriculum. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat
diajak berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa
belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang
sama.
Pembelajaran terpadu sangat
memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya yang holistik dengan
melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun
emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna,
dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan
masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai
dengan program DAP yang dikemukakan Bredekamp (1992:7) dalam Ahmad, pada
proses pembelajaran hendaknya menyediakan berbagai aktivitas dan bahan-bahan
yang kaya serta menawarkan pilihan bagi siswa sehingga siswa dapat memilihnya
untuk kegiatan kelompok kecil maupun mandiri dan memberikan kesempatan bagi
siswa untuk berinisiatif sendiri, melakukan keterampilan atas prakarsa sendiri
sebagai aktivitas yang dipilihnya. Pembelajaran terpadu juga menekankan
integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang
merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan
pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal
ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi
merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan siswa.
G.
HAMBATAN PELAKSANAAN
PENDIDIKAN INTEGRATIF
Di beberapa
daerah di Indonesia, banyak sekolah umum yang tidak mau menerima siswa berkebutuhan
khusus untuk belajar di sekolah tersebut dengan alasan tidak adanya surat
keputusan dari pemerintah yang menyatakan bahwa sekolah tersebut harus menerima
siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Sesuai surat keputusan Kepala Kanwil
Depdiknas Propinsi DKI Jakarta No.31/101.B2/LL/1999 tanggal 23 April 1999
ditunjuklah beberapa sekolah umum di DKI Jakarta menjadi sekolah terpadu.
Pada
kenyataannya, banyak Kepala Sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah terpadu
merasa keberatan dengan penunjukan tersebut. Alasannya sekolah mereka tidak
akan mendapatkan nilai plus dengan kehadiran siswa yang berkebutuhan khusus di
sekolah mereka. Kepala sekolah juga merasa bahwa dengan penunjukan tersebut
akan menurunkan nilai kinerja sekolah, sementara nilai kinerja sekolah tersebut
yang diperoleh melalui nilai akademis siswa merupakan dasar bagi penilaian
akreditasi sekolah yang akan dilaksanakan mulai tahun ajaran 2002/2003 di seluruh
sekolah negeri di Jakarta.
Penunjukan
sekolah umum menjadi sekolah terpadu juga tidak disertai dengan sosialisasi
anak berkebutuhan khusus kepada kepala sekolah beserta staff dan gurunya.
Selain itu prasarana dan sarana penunjang pelayanan pendidikan terpadu juga
tidak disediakan oleh pemerintah.Penunjukan sekolah terpadu di Jakarta hanya
ditujukan untuk SLTP dan SMU. Sedangkan untuk jenjang sekolah dasar belum ada
penunjukan untuk sekolah terpadu. Masih banyak anggapan di benak guru-guru di
sekolah umum yang menyatakan bahwa mengajar anak yang memiliki kebutuhan khusus
adalah sesuatu yang remeh. Sehingga mereka akan merasa menjadi rendah apabila
sekolah dimana tempat mereka mengajar dijadikan sekolah terpadu.Surat Direktur
Pendidikan Dasar No.0267/C2/U/1994 tanggal 30 Maret 1994 tentang
penyelenggaraan pendidikan terpadu yang diberlakukan bagi beberapa jenis
kecacatan akan tetapi memiliki kemampuan inteligensi normal atau di atas
rata-rata menjadi kendala pula bagi pelaksanaan pendidikan terpadu di Indonesia.
Sebab dengan surat keputusan tersebut pihak sekolah umum dapat menolak siswaberkebutuhan
khusus yang memiliki intelegensi di bawah rata-rata, dengan demikian
pelaksanaan pendidikan terpadu menjadi sangat terbatas hanya bagi siswa yang
sangat pandai saja.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Pendidikan integratif adalah merupakan
pendidikan terpadu dimana sekolah yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan di sekolah reguler tanpa
adanya perlakuan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan individual anak.
2.
Program pendidikan terpadu ini para
peserta didik dimungkinkan untuk saling menyesuaikan diri, saling belajar
tentang sikap, perilaku dan ketrampilan, saling berimitasi dan
mengidentifikasi, menghilangkan sifat menyendiri, menimbulkan sikap saling
percaya, meningkatkan motivasi untuk belajar dan meningkatkan harkat serta
harga diri.
3.
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi:
·
Prinsip penggalian tema
·
Prinsip pelaksanaan terpadu
·
Prinsip evaluative dan
·
Prinsip reaksi
4.
Ciri pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut:
·
Holistic
·
Bermakna
·
Aktif
·
Bersikap luwes/fleksibel
5.
Kelebihan dan kelemahan pembelajaran
interatif.
a)
Kelebihan:
·
Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu
relevan dengan tingkat perkembangan anak.
·
Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan peserta didik
b)
Kelemahan:
Kelemahannya
terletak pada pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi
yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak
hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung
6.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu
startegi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan
untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna
bagi anak
7.
Di beberapa daerah di Indonesia, banyak
sekolah umum yang tidak mau menerima siswa berkebutuhan khusus untuk
belajar di sekolah tersebut dengan alasan tidak adanya surat keputusan dari pemerintah
yang menyatakan bahwa sekolah tersebut harus menerima siswa yang memiliki
kebutuhan khusus.
B. SARAN
Dalam
pembuatan makalah ini banyak literatur buku yang kami ambilkan tetapi banyak
hal yang tidak dapat kami paparkan secara mendetail, dan diharapkan dari dosen
serta rekan mahasiswa dapat memberikan sanggahan berupa pendapat yang membangun
agar menjadi perbaikan bagi makalah kami yang lebih baik lagi. Dan semoga
makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya serta menjadi bahan bacaan serta
sebuah acuan referensi bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
1) Prof.
Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
2) Pof.
Dr. Made Pidarta. 2009. Landasan
Pendidikan: Stimulasi Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
3) Prof.
Dr. Sudarwan Danim dan Dr. H. Khairil. 2010. Profesi Kependidikan. Bandung: CV.Alvfabeta.
4) Drs.
Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag. 2010. Guru
dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis).
Jakarta: PT. Rineka Cipta
6) http://guruidaman.blogspot.com/2012/12/pendidikan-integratif-dan-pendidikan.html
Best US Casino - No deposit bonus
BalasHapusThe best US online casinos to kadangpintar play online casino games. Signup as an account and receive $50 제왕 카지노 free to play slots, blackjack, poker, roulette, 인카지노